“Buruh buruh munafik”
Entah sense komedi saya yang intelek atau justru sense komedi mereka yang cetek, ketika seseorang malah mempertanyakan keterkikikan saya karena menertawakan sesuatu yang memang seharusnya dianggap lucu.
Kejadiannya seperti ini, ada karyawan yang ketahuan melakukan aksi curang yah soal barang stokan di tempat kerjaan, dan dengan jelas dan sadar meski dalam suasana terintimidasi karena baru saja dimarahi dia mengakui bahwa dia salah dan dengan sadar malah mengikuti senior yang tak patut diconto, okey dan dilakukan setiap hari jika memang ada kesempatan.
jelas bukan letak kelucuannya ? yah saya tahu ini bukan lucu yang hingar binger seperti lawakan sule, tapi ini lawak satir, yang jadi masalah untuk saya adalah ketika justru ada seseorang yang malah mempertanyakan tawa nyinyir saya, saya pikir orang yang menganggap tawa saya tidak patut adalah bisa jadi dipicu oleh dua hal
Pertama karena dia atau kelompok mereka melakukan ketololan yang sama kemudian dengan tanpa disadari dia membela dirinya sendiri yang juga membela orang yang bersalah.
Kedua adalah kemungkinan sense komedinya yang cetek, dan sense komedi saya yang intelek mampu lihat sisi kelucuan dari sebuah pengakuan konyol tadi.
Dan lagi – lagi inilah yang selalu saya benci di dunia yang penuh orang – orang munafik dan sok tahu, mereka sok pintar, yah tingkah – tingkah mereka yang sok pintar sok sokan merasa tahu dan berlaga mampu mengurus urusan orang lain yang bukan urusannya.
memang jalalludin rakmat di buku psikologi komunikasi pernah bilang bahwa para pengkritik itu bukan berarti orang yang lebih capable soal urusan yang dikritiknya hanya saja kebanyakan kita itu lebih sering bertingkah seakan kita itu capable dengan sesuatu yang dikritiknya, yang jadi masalah dari para pengkritik ini adalah bunyi suaranya selalu tanpa isi, serampangan, reaksioner, maka jelas seketika itu juga saya harus banyak menyalahkan tong yang kosong namun nyaring bunyinya jelaslah mereka sesekali harus dijebloskan ke situasi seseorang yang dikritik itu sendiri agar cara berfikirnya berubah agar cara pandangnya soal sesuatu berubah, maka mereka itu orang – orang munafik karena kebanyakan mereka ketika disuguhi posisi orang – orang yang dikritik selalu berargumen dengan alasan alasan yang kurang rasional dan tidak prinsipil.
Itu saja pointnya saya selalu benci orang – orang yang berlagak sok pintar itu saja!
Kejadiannya seperti ini, ada karyawan yang ketahuan melakukan aksi curang yah soal barang stokan di tempat kerjaan, dan dengan jelas dan sadar meski dalam suasana terintimidasi karena baru saja dimarahi dia mengakui bahwa dia salah dan dengan sadar malah mengikuti senior yang tak patut diconto, okey dan dilakukan setiap hari jika memang ada kesempatan.
jelas bukan letak kelucuannya ? yah saya tahu ini bukan lucu yang hingar binger seperti lawakan sule, tapi ini lawak satir, yang jadi masalah untuk saya adalah ketika justru ada seseorang yang malah mempertanyakan tawa nyinyir saya, saya pikir orang yang menganggap tawa saya tidak patut adalah bisa jadi dipicu oleh dua hal
Pertama karena dia atau kelompok mereka melakukan ketololan yang sama kemudian dengan tanpa disadari dia membela dirinya sendiri yang juga membela orang yang bersalah.
Kedua adalah kemungkinan sense komedinya yang cetek, dan sense komedi saya yang intelek mampu lihat sisi kelucuan dari sebuah pengakuan konyol tadi.
Dan lagi – lagi inilah yang selalu saya benci di dunia yang penuh orang – orang munafik dan sok tahu, mereka sok pintar, yah tingkah – tingkah mereka yang sok pintar sok sokan merasa tahu dan berlaga mampu mengurus urusan orang lain yang bukan urusannya.
memang jalalludin rakmat di buku psikologi komunikasi pernah bilang bahwa para pengkritik itu bukan berarti orang yang lebih capable soal urusan yang dikritiknya hanya saja kebanyakan kita itu lebih sering bertingkah seakan kita itu capable dengan sesuatu yang dikritiknya, yang jadi masalah dari para pengkritik ini adalah bunyi suaranya selalu tanpa isi, serampangan, reaksioner, maka jelas seketika itu juga saya harus banyak menyalahkan tong yang kosong namun nyaring bunyinya jelaslah mereka sesekali harus dijebloskan ke situasi seseorang yang dikritik itu sendiri agar cara berfikirnya berubah agar cara pandangnya soal sesuatu berubah, maka mereka itu orang – orang munafik karena kebanyakan mereka ketika disuguhi posisi orang – orang yang dikritik selalu berargumen dengan alasan alasan yang kurang rasional dan tidak prinsipil.
Itu saja pointnya saya selalu benci orang – orang yang berlagak sok pintar itu saja!
Comments
Post a Comment