“Makin kaya makin konsumtif,apa yang miskin engga ?”
masuk kehalaman seru dibuku how the world worknya Noam Chomsky,kemudian terlintas sebuah Tanya dalam benak, jika kaya makin konsumtif apa lantas yang miskin tidak mengikuti pola yang sama ?,well, hari ini sudah tak ada lagi perbedaan soal cara pandang manusia, jelas jika dilihat dari segi ekonomi penghasilan perorangan selalu ada banyak rentang kesenjagan, tapi soal mahzab yang dianut soal konsumerisme sebagai penunjang gaya hidup aku rasa semuanya mulai seragam,bahwa keren adalah dari apa yang mereka lihat diiklan dan drama-drama tv,mereka entah dengan sadar atau tidak sadar menginternalisasi diri mereka sendiri dengan apa yang dilihatnya sehari-hari,maka watak konsumtif sudah tak selalu identik dengan orang kaya,karena yang sengsara juga konsumtif,dengan penghasilan pas-pas mereka usaha mati-matian tampil gaya,tampil lebih kekinian agar sama dengan yang lainnya, ini penyakit sosial disebut giris dimana ada satu kondisi manusia berada dalam ruang lingkup keterasingan dan merasa diri beda dan hina karena tak sama, giris nama penyakitnya.
Lantas kemudian apa solusinya ? balik lagi pendidikan,gak mesti masuk ke lembaga institusional milik Negara atau swasta,meski memang saat ini legimitasi berpendidikan harus selalu melulu lulus dan berijasah dari universitas ternama,karena toh biaya pendidikan itu sendiri pun sudah tak bersubsidi,maka pendidikan macam apa ? pendidikan macam mendidik diri sendiri dengan terus menstimulasi diri untuk mau berfikir kritis,sederhana namun bahagia,dan serba pada porsinya,membaca menjadikan kita banyak tahu,setelah banyak tahu menguak dan memporakporandakan semua daya jangkau pandangan kita yang sempit,kita bisa lepas dari perbudakan pecut nafsu,intinya ketika kamu banyak tahu,kamu akan banyak paham dan ketika kamu banyak paham kamu akan proporsional dan ketika kamu proporsional kamu tak kan terbebani apapun dan bebas dari apapun.
Lantas kemudian apa solusinya ? balik lagi pendidikan,gak mesti masuk ke lembaga institusional milik Negara atau swasta,meski memang saat ini legimitasi berpendidikan harus selalu melulu lulus dan berijasah dari universitas ternama,karena toh biaya pendidikan itu sendiri pun sudah tak bersubsidi,maka pendidikan macam apa ? pendidikan macam mendidik diri sendiri dengan terus menstimulasi diri untuk mau berfikir kritis,sederhana namun bahagia,dan serba pada porsinya,membaca menjadikan kita banyak tahu,setelah banyak tahu menguak dan memporakporandakan semua daya jangkau pandangan kita yang sempit,kita bisa lepas dari perbudakan pecut nafsu,intinya ketika kamu banyak tahu,kamu akan banyak paham dan ketika kamu banyak paham kamu akan proporsional dan ketika kamu proporsional kamu tak kan terbebani apapun dan bebas dari apapun.
Comments
Post a Comment