Jodoh itu mirip kita, equals with Bullshit

"Pada akhirnya laki – laki percaya pada satu mitos kebodohan yang diturun – temurunkan orang tua mereka bahwa “ Jodoh itu pasti mirip – mirip kita “, padahal itu rasionalisasi mereka pada diri mereka sendiri, berdalih dan menyangkal kebenaran dari bahwa mereka takut bila memilih orang yang karakter dan kepribadiannya terlampau jauh dari mereka, karena super ego mereka memerintah ego mereka untuk selalu bisa menerka, membaca segala macam apa yang akan dilakukan pasangannya lalu mengendalikan pasangannya “  postulat Ujo pada Shallom, di Cerpen  “ Ujo dan Shallom “ karya Osel Resha .

  Well, Obviously kita selalu dengan tidak sadar berusaha membuat apapun disekitar kita untuk tetap bisa dikendalikan.
  Seberapa mustahilnya apapun itu, kita selalu berusaha melakukan itu, tujuannya ? yah cuman satu, untuk membuat kita ngerasa tenang .

  But, This time I wanna talk about soulmate, benarkah jodoh itu mirip kita, saya pernah dengaer kalo jodoh itu mirip – mirip kita, entah itu perangai atau rupa, seriously ? its stupid .
  Kalo pun itu keluar dari mulut beberapa temen saya, buat saya mereka cuman merasionalisasi saja kejadian itu , tujuannya ? sama, untuk membuat mereka ngerasa lebih tenang pada setiap kemungkinan penyesalan yang datang pada keputusan – keputusan yang sudah mereka ambil .

  Oke, Kita semua pernah denger bahwa Jodoh, Rezeki dan Maut itu ditangan Tuhan, saya ada di pihak yang berkebalikan secara radikal memaknai itu dengan kebanyakan orang .
Saya lebih memilih bahwa yah, Tuhan ngejamin kita akan berjodoh, yah DIA menjamin kita akan punya rezeki dan Yah, DIA menjamin kita atas kesempatan untuk merasakan mati .

  Kebanyakan orang berfikir bahwa jodoh itu sudah ada, rezeki itu sudah ada, dan mati akan datang, fine, saya gak masalah dengan itu, tapi yang menentukan bahwa jodohnya siapa, rezekinya apa, dan matinya karena apa saya akan tetap berkeras pada keyakinan saya, bahwa kitalah yang menentukan.

  Lihat orang – orang yang tidak menikah, lihat orang – orang yang jatuh miskin semiskin –miskinnya, dan lihat kebanyakan kematian dijalanan karena kecelakaan .

  Apa mereka yang tidak menikah murni tidak dikasih tuhan atau tuhan belum mengirimkan jodoh kita karena kita belum begitu cukup baik atau jodoh kitanya yang belum cukup baik ?
Terus, ada apa dengan orang – orang yang akhirnya miskin sejak lahir ? 
  apakah orang – orang itu adalah orang – orang yang luput dari pandangan tuhan seolah tuhan lupa untuk membuat orang itu jadi kaya ?

  Dan Apakah orang – orang yang mati dijalanan juga memang Tuhan itu sendiri yang memberikan mereka kematian semengerikan itu ? Think about it for a while .

  Jadi That’s why saya, lebih memilih Tuhan hanya pasti menyediakan semua itu, memberikan kesempatan bagi kita untuk itu ( Jodoh, rezeki dan mati ).

  I’ll Tell you something important, manusia diciptakan sebagai makhluk yang mampu melampaui Iblis juga Malaikat, tahu kenapa ?
Itu karena manusia punya kehendak bebas, manusia diberikan satu keistimewaan oleh Tuhan untuk memilih mau kearah mana perjalanan hidup manusianya itu sendiri .

  Malikat jelas mereka diprogram untuk selalu patuh, Iblis mereka adalah mahkluk paling patuh yang karena kesombongannya dilaknat menjadi makhluk paling rebel sepanjang sejarah ciptaan Tuhan.
  Sedang manusia diberikan kekuasaan untuk memilih mau kearah mana mereka memilih jalan hidupnya sendiri .

  Jadi, apa murni jodoh itu datang sendiri ? apa murni rezeki itu datang sendiri ? apa murni maut itu terjadi begitu karena memang seharusnya terjadi begitu ?
Buat saya engga, kita semua yang menentukan, entah itu berjodoh atau tidak, miskin atau kaya, mati mengenaskan atau mati seperti biasa ( dalam tidur  atau penyakit ).

  Terlepas dari dua kasus rezeki dan Maut, saya hendak benar – benar menulis dan mengkritisi seluruhnya soal arti jodoh itu sendiri, and Here we are . 
  So, apa bener jodoh itu ditangan tuhan, saya akan bilang secara de facto iya, tapi secara de jure enggak, kenapa, percayalah tuhan menyediakan jodoh untuk semua mahkluk hidup, khususnya manusia.
  Artinya yang harus kita pegang, kita akan menikah itu pasti !, kita akan berjodoh, itu pasti ! karena tuhan memang memasang – masangkan pria dan perempuan .

  The thing is, siapa dan bagaimana jodoh kita itu kita yang tentukan, bukan tuhan, tuhan hanya menjamin kita pasti akan berjodoh dengan lawan jenis kita .
  Tapi anehnya masyrakat selalu saja secara turun temurun memegang teguh prinsip tak berlandaskan apapun kecuali mitos bahwa jodoh itu mirip – mirip kita ! seriously ?

  Buat saya mereka berdalih pada sesuatu yang tidak bisa mereka urai sendiri , obviously karena minimnya kosa – kata dan dangkalnya wawasan mereka .

  Gini deh, Bagi laki – laki, dan tentunya semua laki – laki selalu dominan egonya, I mean dalam istilah yang ditulis sama Sigmund freud, realitas kesadaran kita itu terbagi  tiga : 
ego, alter ego dan super ego .
dalam taraf super egolah kita menginternalisasi diri kita agar menjadi pribadi yang memiliki identitas superior dan selalu dalam penuh kendali .

  Nah, ketika laki – laki mengatakan bahwa jodoh itu mirip – mirip kita, yang bisa saya ambil dari ucapannya itu adalah selfpity, laki – laki harus punya kendali, laki – laki tidak boleh dijajah perempuan dan laki – laki harus superior terhadap kemungkinan pemberontakan dari perempuan, that’s why kenapa laki – laki bilang bahwa jodohnya itu mirip kita, karena mereka tahu bagaimana cara menenangkan dan mengendalikan dirinya sendiri yang bahkan berada pada pribadi orang lain ( perempuan ), ada Super Ego disana yang memerintah ego untuk memilih perempuan yang seperti itu, 

  Mereka sering mengasosiasikan kata “mirip” itu dengan kata nyaman, padahal kenyamanan itu sendiri bisa jadi buah dari sikap saling mengalah karena balik lagi ke teori pelajaran ipa, tentang cara bertahan hidup, apa itu ? simbiosis mutualisme, saling membutuhkan.

  so apa masih percaya dengan adanya unconditional Love ? hohoho, there’s no unconditional Love, there is always unconditional needs.  
Mereka mengalah pada pasangannya bisa jadi karena mereka stock terakhir dan terlalu malas untuk mencari lagi, atau mereka tahu bahwa karena pasangannya mirip mereka lalu mengambil keuntungan dari kemiripan itu bahwa pasangan kita jadi lebih mudah untuk dibaca, diterka gerak – gerik dan cara berfikirnya , agar di masa depan nanti pasangan kita tidak akan terlalu merepotkan dan cenderung mudah dikendalikan .

  So sagala rupa dihirup arurang, berdasarkan pilihan, Jadi mereka yang tidak menikah bisa jadi karena memilih untuk tidak menikah, atau keburu lelah mencari sosok yang benar – benar pas dengan mereka, atau mereka disorientasi seksual, atau mereka sibuk menghabiskan waktu mereka dengan percaya “ nanti tuhan kirimin jodoh kita pake JNE “ damn !.

  Jadi itu bukan karena mereka tidak dikasih jodoh sama tuhan, atau ditahan dan disimpan tuhan karena nunggu kita atau jodohnya kita menjadi lebih baik lagi, tapi karena kitanya itu sendiri yang memilih untuk berjodoh atau enggak . 

  Sesimpel itu ko .. tapi yang memang, sesimple ini pun ternyata ketika dijabarin bisa sepanjang ini . well .. gracias amigos !

Comments

Popular posts from this blog

"Pemrograman sebagai Filsafat Bahasa Tingkat Tinggi: Perspektif Seorang Lulusan Sastra Inggris yang Terjun ke Dunia Teknologi"

Komputasi, Lingustik, dan Dasein ala Heidegger

Terbentur, terbentur kemudian terbentuk: the experiences of daily activites at UKRI