Munafik
“Rasional argumen tidak akan berpengaruh pada orang relijius, sementara diluar sana, sebenarnya tidak ada orang yang benar – benar relijius” - Dr.Gregory House.
Masih banyak orang yang menganggap bahwa nabi Muhammad SAW adalah manusia super, itulah kenapa ketika mereka ( masyarakat awam ) yang pengetahuan soal kisah nabi besar ini hanya berdasarkan pengetahuan dari sekolah dasar hingga sma yang ajarannya tetap sama, maksud saya soal itu – itu saja, isinya soal sisi yang selalu menggambarkan sisi keluar biasaan nabi kita, akhirnya ini yang lebih mudah membuat marah dan terasa seakan menyinggung pengetahuan sendiri tentang nabi.
Saya muslim dan saya cinta nabi, tapi yang jadi pertanyaan, sebesar apa cinta kita pada nabi jika kita tak sepenuhnya mengenal nabi ? beliau jauh sekali sosoknya dari kita, bahkan yang justru paling awal harus ditanyakan adalah seberapa besar iman kalian pada tuhan yang menciptakan nabi ? tuhan tidak kalian lihat dan tidak kalian mampu raba dan terka, saya bukan seorang atheis juga agnostik saya hanya mengkritisi sikap pongah dan congkak kalian yang sok relijius, tahu sedikit saja soal sesuatu atau pernah sebentar saja hadir dalam pengajian – pengajian kecil merasa punya hak paten memonopoli pengetahuan dan memaksakan pemahaman kalian yang sempit itu pada yang lain.
Wawasan memang harus diperluas terlebih soal nabi, maksud saya cinta yang seperti apa yang kalian berikan pada nabi dan tuhan ? bukankah munafik jika selalu membawa – bawa tuhan dan nabi tapi prilaku sehari – hari tidak mencerminkan keimanan kalian pada tuhan dan nabi ? bahasa kasar, lalai dalam perintah tuhan dan nabinya, kemudian menggurui orang lain dengan santainya, memang kita selalu pernah mendengar pepatah “jangan lihat siapa yang bicara tapi lihat apa yang dibicarakannya” tapi pepatah itu sudah tidak akan relevan lagi ketika kita tahu bahwa yang bicara bukan orang yang bisa dipercaya punya kredibilitas untuk mengatakan hal – hal yang berbau agama.
Bukankah manusia itu makhluk yang amat lihai mendua? Munafik ? dan plin - plan ? kembali pada pertanyaan tadi cinta yang seperti apa yang kita suguhkan pada sesuatu atau objek yang tidak terlihat atau ada tapi kita tidak benar – benar tahu soal objek itu selain dari hanya cerita saja ? memang hal – hal yang bersifat transedental atau metafisis hanya bisa kita imani saja, tapi bukankah ada seruan bahwa “siapa yang mengenal dirinya ia mengenal tuhannya?” dan “ siapa yang mengenal nabinya ia juga mengenal tuhannya?”
Ironisnya kaum munafik itu malah berbicara soal kemunafikan dan menghakimi dan membenci sejadi – jadinya orang munafik , itu ironis banget!!! Ironisssssss is is is!
Masih banyak orang yang menganggap bahwa nabi Muhammad SAW adalah manusia super, itulah kenapa ketika mereka ( masyarakat awam ) yang pengetahuan soal kisah nabi besar ini hanya berdasarkan pengetahuan dari sekolah dasar hingga sma yang ajarannya tetap sama, maksud saya soal itu – itu saja, isinya soal sisi yang selalu menggambarkan sisi keluar biasaan nabi kita, akhirnya ini yang lebih mudah membuat marah dan terasa seakan menyinggung pengetahuan sendiri tentang nabi.
Saya muslim dan saya cinta nabi, tapi yang jadi pertanyaan, sebesar apa cinta kita pada nabi jika kita tak sepenuhnya mengenal nabi ? beliau jauh sekali sosoknya dari kita, bahkan yang justru paling awal harus ditanyakan adalah seberapa besar iman kalian pada tuhan yang menciptakan nabi ? tuhan tidak kalian lihat dan tidak kalian mampu raba dan terka, saya bukan seorang atheis juga agnostik saya hanya mengkritisi sikap pongah dan congkak kalian yang sok relijius, tahu sedikit saja soal sesuatu atau pernah sebentar saja hadir dalam pengajian – pengajian kecil merasa punya hak paten memonopoli pengetahuan dan memaksakan pemahaman kalian yang sempit itu pada yang lain.
Wawasan memang harus diperluas terlebih soal nabi, maksud saya cinta yang seperti apa yang kalian berikan pada nabi dan tuhan ? bukankah munafik jika selalu membawa – bawa tuhan dan nabi tapi prilaku sehari – hari tidak mencerminkan keimanan kalian pada tuhan dan nabi ? bahasa kasar, lalai dalam perintah tuhan dan nabinya, kemudian menggurui orang lain dengan santainya, memang kita selalu pernah mendengar pepatah “jangan lihat siapa yang bicara tapi lihat apa yang dibicarakannya” tapi pepatah itu sudah tidak akan relevan lagi ketika kita tahu bahwa yang bicara bukan orang yang bisa dipercaya punya kredibilitas untuk mengatakan hal – hal yang berbau agama.
Bukankah manusia itu makhluk yang amat lihai mendua? Munafik ? dan plin - plan ? kembali pada pertanyaan tadi cinta yang seperti apa yang kita suguhkan pada sesuatu atau objek yang tidak terlihat atau ada tapi kita tidak benar – benar tahu soal objek itu selain dari hanya cerita saja ? memang hal – hal yang bersifat transedental atau metafisis hanya bisa kita imani saja, tapi bukankah ada seruan bahwa “siapa yang mengenal dirinya ia mengenal tuhannya?” dan “ siapa yang mengenal nabinya ia juga mengenal tuhannya?”
Ironisnya kaum munafik itu malah berbicara soal kemunafikan dan menghakimi dan membenci sejadi – jadinya orang munafik , itu ironis banget!!! Ironisssssss is is is!
Comments
Post a Comment