Sastra itu berat

Sastra itu berat kata sebuah pengantar di buku harimau sunda dan badak sunda milik ajip rosidi, nah justru disini sebenarnya yang membuat jelas, ada tendensi bahwa mungkin benar bahwa hari ini sastra itu begitu berat.
               Jika harus mencari atau melakukan teori cocokologi dan korelasinya soal sastra yang berat dengan perempuan, berarti jelaslah bahwa sosok yang harus dicari adalah sosok yang mampu paham atau mau bersusah payah memahami sesuatu yang rumit namun indah, atau sesuatu yang indah dalam kerumitan.
  yang sebenarnya dewasa ini bagi banyak perempuan yang menghamba pada gaya hidup hedonis dan penganut paham cantik ideal adalah cantik yang seperti apa yang ditayangkan iklan – iklan di tv maka sastra, puisi, lirik dan prosa atau mereka yang puitis akan dikatakan alay adalah bukti dan tanda bahwa sastra mungkin sudah lama jadi begitu berat atau otak mereka justru yang jadi semakin terlampau sempit dan picick!

               Wajarlah kalau Sherlock holmes bilang bahwa perempuan adalah makhluk asing yang moralitasnya kurang jelas dan pribadi – pribadi yang kurang bisa dipercaya.
kita tahu bahwa Sherlock adalah tokoh fiktif dari gagasan yang direalisasi penulisnya, itu artinya semua yang tertulis disana adalah pretense atau premis yang coba penulis sampaikan pada pembaca.

               Itu artinya pula semua narasi dan dialog adalah murni  jejak dari cara berfikir si penulis itu sendiri.
mungkin alasan kenapa conan doyle mengatakan perempuan seperti itu melalui Sherlock adalah karena sering ditolak perempuan karena dianggap aneh, yah aneh bagi para kutu buku dikatai aneh adalah hal yang sudah sering mereka dengar dan jadi gelar sosial dari masyarakat bagi para kutu buku, namun tiba – tiba bak epidemi ketika berjubel perempuan mendadak kecanduan Sherlock dan benedict cumberbatch sebagai vaksinnya mereka mendadak menyukai Sherlock holmes yang sebenarnya pengarannya adalah seorang kutu buku pula. Ohh ironisss… ironisss…

Comments

Popular posts from this blog

"Pemrograman sebagai Filsafat Bahasa Tingkat Tinggi: Perspektif Seorang Lulusan Sastra Inggris yang Terjun ke Dunia Teknologi"

Komputasi, Lingustik, dan Dasein ala Heidegger

Terbentur, terbentur kemudian terbentuk: the experiences of daily activites at UKRI