Review Buku Atomic Habits – James Clear
Small
habits can make a big difference, most people wouldn’t realize that tiny habits
can change everything, either bad or good habits can lead us into results that
measure for our life in future. why most people did that things? Cause it’s not
seen immediately. That’s why most people denial or some of them thought that it
has to be done quickly, they forget about patience and process, at least one
percent a day we have to be better than we were at yesterday. Habits would be
the antidote for chaos or lazyness or unproductiveness in your life to be stay
on the track or stay in order properly. So the thing is how you could possibly
make a habits that can make your behaviour change slowly but make sure that you
do those things over and over again. Dengan menyelidiki dan menyadari bahwa keputusan-keputusan
yang kita pilih setiap hari, baik atau buruk akan berdampak besar pada masa
depan kita.
Bagaimana
Suatu Kebiasaan Bisa di Formulasikan
Kebiasaan apapun jenisnya adalah suatu tantangan bagi suatu perubahan (Bagi mereka yang ingin berubah) dan untuk merubah suatu kebiasaan, pertama-tama kita harus memahami bagaimana suatu kebiasaan itu dibentuk, proses dalam membangunnya, terklasifikasi menjadi empat bagian :
Cue/trigger tanda/stimulus, tanda/stimulus untuk apa ? yang merujuk pada sesuatu yang akan kita lakukan atau kita tuju. Contoh setelah bangun tidur di pagi hari, sarapan adalah kegiatan yang ingin segera kita lakukan dan ini disebut Cue, akan tetapi sebelum melakukannya ada langkah yang harus dilakukan terlebih dahulu, yaitu keinginan untuk merasa segar dan bersih. Proses ini disebut Craving, dan tindakan menuju kamar mandi adalah Response atas dua hal sebelumnya, dan Rewardnya adalah kita siap melakukan seluruh aktivitas kita seharian.
Buatlah Senyata Mungkin
Pahamilah apa yang mendorong kita untuk memeriksa ponsel kita ketika kita mendengar getaran dari ponsel tersebut, atau apa yang mendorong kita untuk merapihkan tempat tidur kita atau bahkan apa yang mendorong kita untuk membersihkan gigi dan mulut kita di pagi hari. Sesaat setelah kita mampu memahami apa yang menstimulasi dan mempengaruhi kita untuk melakukan sesuatu maka terapkanlah itu pada kebiasaan-kebiasaan yang baik selanjutnya.
Cobalah untuk memanipulasi lingkunganmu, misal karena ingin memiliki kebiasaan membaca buku, coba desain ruang kamar untuk dipajangi lebih banyak buku maka mau tidak mau ketika kita merasa bosan kita akan terpaksa meraih suatu buku dan mulai membaca, tau-tau keasyikan lalu tamat satu buku, it sounds simple but it doesn’t happens as easy as that or rarely terjadi. But you should try. Kenapa sih harus seperti itu? Karena sensor yang paling sensitif dari manusia adalah pengelihatannya. Jika seseorang terus disediakan sesuatu yang dimana kita ingin seseorang itu melakukan sesuatu terhadapnya, maka kita harus dan wajib menyediakan atau memanipulasi situasi dan keadaannya, agar seolah bahwa sudah tidak ada pilihan lagi melainkan apa yang sudah kita sediakan(provided). Oleh karena itu suatu perubahan kecil terhadap apa yang kita lihat mampu mengarahkan kita pada perubahan besar yang ingin kita lakukan.
Karena
sejatinya menciptakan cues visual bisa menjadi semacam attention pada kebiasaan yang kita inginkan. Planning,
reorganizing because when you try to make a plan then write down specifically
at when, where, you do that things. It is usually, kita itu akan stick pada apa
yang sudah kita rencanakan untuk diselesaikan.
Buatlah
Kebiasaan-kebiasaan itu nampak begitu atraktif
Langkah berikutnya adalah buatlah habits itu menjadi sangat atraktif seperti semua iklan yang sering kita lihat soal furniture, food-service, food, etc. Because the more attractive something is, the more likely we are going to adopt it as a habit. Karena ketika kita melakukan sesuatu yang sifatnya pleasureable tubuh kita akan merespon suatu reward yang mana biasa kita sebut dengan feeling good, cause our brain increase dopamine in our consciousness. Contoh sederhana bahwa lebaran terasosiasi dengan duit salam tempel, we anticipate that receiving money from our grandparents or from tetangga, saudara kita. itu adalah perasaan yang menyenangkan. tapi tidak semua yang sifatnya pleasureable itu baik karena jika berlebihan juga akan merusak, seperti rokok, makanan, bucin, dan bahkan obat-obatan terlarang ya, cara menanggulanginya adalah dengan mencipta temptation bundling.
Apa itu temptation blunding ? itu adalah aims to make habits more attractive, it works when you link an action you want to do with an action you need to do. Contohnya adalah ketika kita ingin pintar dengan banyak baca buku tapi kita tidak mau baca buku, sementara itu kita lebih enjoy nonton film, akhirnya alih-alih kita memutuskan untuk tidak membaca buku, kita malah membuat suatu aturan mengenai bahwa bila film yang ingin kita saksikan itu boleh kita saksikan setelah kita membaca beberapa bab dari buku yang akan kita baca.
Buatlah Kebiasaan-kebiasaan itu jadi Sederhana
Ada suatu cerita tentang seorang professor di universitas florida meminta seluruh mahasiswa kelas film fotograpi untuk tugas akhir semester. Si professor membagi mahasiswa menjadi dua kelompok, kelompok pertama kelulusan mereka tergantung pada hasil kualitas fotonya saja meski hanya satu foto saja. Sedangkan kelompok kedua kelulusan mereka tergantung pada hasil kuantitas foto yang mereka hasilkan, semisal seratus foto untuk nilai A, sembilan puluh foto untuk nilai B, delapan puluh untuk nilai C.
Kemudian rupanya yang lulus dari kedua kelompok itu adalah kelompok kedua, tapi pertanyaannya mengapa bisa begitu? Karena mereka yang terbiasa mengumpulkan banyak foto lebih terlatih kemampuannya dalam proses menciptakan seratus gambar dibandingkan mereka yang menghabiskan banyak waktu untuk hanya sekedar mendapatkan satu foto terbaik.
Maka kemudian konsep ini bisa kita gunakan dalam kebiasaan baru kita, sering kali orang-orang itu berfokus pada pencarian pendekatan yang paling terbaik dalam tiap tindakannya, maka kebanyakan orang juga jadi tidak bertindak, karena terlalu banyak berpikir. Bahkan sering kali mereka itu melakukan penelitian, merencanakan bahkan mengorganisasi suatu rancangan untuk melakukan sesuatu. Sebaliknya alih-alih bertindak mereka bahkan tidak pernah melakukan kebiasaan baru yang mereka cipatakan sendiri. Oleh karena itu untuk menguasai ini adalah dengan berhenti berpikir terlalu berlebihan lakukan saja dan buat sesederhana mungkin.
Sebagai seorang manusia kita selalu termotivasi untuk melakukan sesuatu yang mudah, sedangkan semakin besar enerji yang dibutuhkan untuk suatu kebiasaan semakin kecil kemungkinannya kita untuk mengulangnya. Tentunya saja membuat kebiasaan yang sulit menjadi mudah mungkin nampak tidak mungkin. Karena banyangkan saja sebagai suatu contoh ketika kita ingin menulis surat/kartu ucapan apa saja yang harus dilakukan? Tentu saja berangkat membeli kartu ucapannya, memilih kartu ucapannya, menulis pesan dalam kartu ucapannya kemudian, mengirimkan kartu ucapan ke kantor pos terdekat. Itu benar-benar kebiasaan yang sulit dilakukan, tapi kita bisa saja membuatnya nampak lebih mudah dengan hanya membeli kartu ucapan yang sudah jadi dan tinggal mengirimkannya saja. Dengan sedikit usaha kita sudah bisa dengan mudah melakukan apa yang ingin kita lakukan. Dan cara ini juga bisa dipraktikan pada kebiasaan yang buruk, contoh jika kita tidak ingin terlarut dalam media sosial setelah lelah bekerja/sekolah maka cara terbaik untuk membuat kebiasaan itu menjadi rumit dilakukan adalah dengan membuatnya jadi begitu rumit dilakukan, contoh dengan mengunisntal aplikasi medsos kita, atau menyembunyikan aplikasi medsos kita dalam folder yang berisi folder serta menguncinya dengan password, make it impractical to do it.
Buatlah
habitsnya menjadi memuaskan
Mengapa penting sekali membuat suatu habit itu berkesan memuaskan bagi kita? Jawabannya adalah agar semuanya bisa diulang-ulang kembali. Ada dua contoh yang bisa kita bawa kesini yang pertama adalah pasta gigi dan sabun, mint dan wewangian yang ada dalam pasta gigi dan sabun adalah reward dari suatu aktivitas bebersih yang kita lakukan, maka hal-hal yang demikian membantu kita untuk mau mengulangi kebiasaan-kebiasaan kecil, pertanyaanya adalah bila kita selalu berorientasi pada hasil yang instant apakah mungkin habits kita tetap bisa jalan? Jawabannya adalah sangat mungkin, bila kita hubungkan kebiasaan kita dengan long-terms goals atau konsekuensi. Kesadaran itulah yang menyetir kita untuk yakin bahwa kebiasaan kecil mampu membuat dampak perubahan yang besar dikemudian hari.
Buatlah pelacak prestasi dari suatu habit
Penting sekali memiliki, diary atau listing prestasi-prestasi kita dalam memenuhi kegiatan merubah kebiasaan-kebiasaan kita dalam bentuk jurnal, sebagai alat pelacak atau pengendali atau juga superviser yang mengontrol dan mengaudit sudah sejauh mana kemajuan kita itu mengudara, semakin sering kita melakukan banyak progresi di dalamnya, maka kepuasaan kita terhadap apa yang kita lakukan akan semakin menyenangkan dan mudah untuk dilanjutkan, dengan alasan termotivasi oleh kemajuan-kemajuan kita sendiri.
Kesimpulannya, buku ini benar –benar bagus, lebih bagus dari buku 7 habits effectively yang saya sendiri lupa siapa pengarangnya, buku ini lebih menekankan pada merubah mindset kita, mendekonstruksi ulang makna habit bagi kita, menyinggung soal konsistensi serta detail-detail kecil yang harus sabar kita lakukan dengan kesadaran penuh terhadap konsekuensi. Layak sekali buku ini dibaca siapapun, terutama untuk mereka yang unmotivated, atau pemalas, karena buku ini benar-benar mengajarkan kita bahwa tidak ada kesuksesan yang diraih dengan cara berleha-leha.
Comments
Post a Comment